Jumat, 21 Desember 2012

Si Senior


Kring... kring... kring... waktu tidur siang Steve sedikit terganggu mendengar bunyi telepon masuk di handphonenya. Dia melihat nomor yang tidak dikenal muncul di layar handphonenya, awalnya ia enggan untuk mengangkat telepon itu, namun karena bunyi telepon itu semakin menggangu tidurnya, akhirnya ia mengangkat telepon itu.

“Halo ini siapa?” tanya Steve. “Halo, iya ini Steve ya? Sorry ini gue Lisa, gue kakak kelas lo, gue dapet nomor lo dari Hana. Lo bisa gak ke sekolah sekarang? Kita mau ke gereja di Galaxi undangan natal dari SMA Sahabat, lo ikut yuk! Sekalian si Hana mau nebeng katanya sama lo. Ditunggu ya Steve soalnya bentar lagi kita berangkat,” ujar Lisa. Lalu Steve menjawab, “Sekarang? Yaudah tunggu ya, gua siap-siap dulu.” “Oke deh kalo gitu,” jawab Lisa.

Sesaat kemudian Steve sampai di sekolah, Steve menghampiri teman-temannya. Saat itu Lisa dan Steve sebenarnya belum saling kenal. Sebenarnya Lisa dan Steve terbilang seumur karena mereka lahir di tahun yang sama, namun karena tingkatan sekolah mereka yang berbeda, tetap saja Lisa adalah kakak kelas Steve dan untuk pertama kalinya Steve melihat Lisa saat itu, entah mengapa Steve tersipu akan Lisa yang memiliki pesona cukup menarik. Namun Lisa tidak menyadari akan hal itu, Lisa tetap acuh. Dan kemudian mereka pun berangkat.

Sesampainya disana mereka mengikuti ibadah dan segala macam acara yang ada. Selesai ibadah, Lisa menuju parkiran motor dan di sana juga ada Steve yang sedang berusaha mengeluarkan motornya. Saat itu juga Steve mencari cara bagaimana mendapatkan perhatian dari Lisa, lalu Steve bertanya kepada Lisa “Lis lo bisa gak ngeluarin motornya? Sini gua bantuin.” Lisa menjawab, “gua bisa kok, makasih ya.” “Oke deh kalo gitu Lis, hati-hati ya,” ujar Steve.

Semenjak hari itu, Steve ternyata diam-diam sering memperhatikan Lisa dari jauh. Dan kedekatan mereka pun kembali terjalin saat Lisa meminta Steve membantu dirinya agar bisa dekat dengan teman Steve yang bernama Dio. Steve menyetujuinya karena Steve juga ingin mendapatkan suatu informasi dari Lisa tentang wanita yang ia taksir yaitu Odi dan mereka pun semakin berhubungan melalui sebuah pesan singkat.

Lisa begitu senang dengan keakrabannya itu karena ia akan semakin mendapatkan informasi tentang Dio, namun ia tidak menyadari bahwa sebenarnya Steve pun diam-diam menyimpan perasaan terhadapnya dan sedikit demi sedikit melupakan niatnya untuk mendapatkan hati Odi. Itu semua terjadi mungkin karena Lisa ternyata gadis yang cukup care dan perhatiannya kepada Steve yang membuat Steve semakin nyaman dengan Lisa. Semakin larut mereka berhubungan dari sebuah pesan singkat, mungkin di anggap serius oleh Steve. Yang tadinya niat Lisa hanya untuk mencari informasi tentang Dio dan bisa memiliki Dio, malahan berbalik, Steve yang sekarang ingin memiliki Lisa.

Selang beberapa waktu, seusai ibadah siang di sekolah, Steve menghampiri Lisa yang sedang berjalan bersama dengan teman-temannya. “Hey Lis, tunggu sebentar dong,” panggil Steve dari ujung lorong sekolah. “Iya Steve kenapa ya?” tanya Lisa kebingungan karena panggilan Steve yang terkesan ingin membicarakan sesuatu hal yang sangat penting. Steve mendekati Lisa dan meminta teman-temannya meninggalkan mereka berdua di tempat itu. Kemudian Steve memandang Lisa dengan tatapan yang sangat tajam, Lisa pun mulai takut, sebenarnya apa yang akan dilakukan Steve terhadap dirinya. “Lis... Ada suatu hal yang pengen aku sampein ke kamu, tapi aku harap kamu jangan marah ataupun bete ya sama aku,” ujar Steve. Dengan penuh tanya Lisa berkata, “ya ampun Steve, kamu kalo mau ngomong ya ngomong aja gak apa-apa kok. Kamu kayak baru kenal aku aja. Emang ada apa sih?”. Steve dengan spontan memegang tangan Lisa dan berkata, “Lis, aku gak tau kenapa aku ngerasa nyaman banget sama kamu, dan aku juga pengen hubungan kita gak cuma kayak gini aja, ya mungkin bisa lebih dari ini. Aku suka sama kamu atau mungkin aku juga udah mulai sayang sama kamu, Lis. Hmm… Apa kamu mau jadi pacar aku?” Lisa tertegun dan tak bisa berkata apa-apa atas apa yang sudah Steve utarakan kepadanya. Dia sama sekali tidak menyangka akan apa yang sudah terjadi di hadapannya. Sementara itu, Steve masih menatap Lisa yang spontan tertunduk karena Lisa tidak tahu apa yang harus ia katakan, di dalam benaknya ada Dio yang masih ingin ia perjuangkan untuk ia miliki. Namun akhirnya Lisa pun menjawab pertanyaan Steve, dengan rasa ragu ia menjawab, “Hmm… Aku gak nyangka kamu bakalan ngomong hal ini sama aku, jujur aku kaget banget. Iya aku mau jadi pacar kamu…..” jawaban itu membuat Steve menarik senyumnya, lalu Steve berkata, “Makasih ya udah mau jadi pacar aku, aku harap kamu jadi yang terakhir buat aku.” Lisa tersenyum mendengar perkataan Steve.

Sepanjang hari itu, hati Steve sangat senang sekali karena akhirnya ia mendapatkan wanita yang selama ini ia inginkan. Saat pulang sekolah, Steve menunggu kekasih barunya itu di kantin ditemani dengan rintik-rintik hujan. Tak lama, Lisa keluar dari kelas, lalu mereka pulang bersama. Sesampainya di rumah, Steve tiada henti tersenyum mengingat kejadian hari itu. Dia begitu merasa beruntung mendapatkan wanita pujaan yang sekarang telah menjadi miliknya.

Keesokan harinya, saat Steve sedang belajar di kelas, handphonenya berdering tanda masuk sebuah pesan singkat. Dia melihat nama “My SweetHeart” muncul di layar handphonenya. Sungguh dia tidak memikirkan macam-macam tentang isi pesan dari kekasihnya itu. Namun, sesaat kemudian Steve terdiam, hal  yang tak ia duga sebelumnya, kini terjadi. Lisa mengirimkan pesan singkat kepada Steve yang isinya bahwa Lisa ingin mengakhiri hubungan mereka yang baru terjalin sejak kemarin.  Hal itu membuat Steve sangat sedih dan kecewa, dia merasa bahwa dirinya sangat dipermainkan oleh Lisa padahal Steve begitu menyayangi Lisa. Tetapi apalah arti semua itu bila memang Lisa sudah tidak bisa lagi melanjutkan hubungannya. Dengan besar hati, Steve membalas pesan Lisa dengan hanya berkata, “iya, gak apa-apa kok Lis.”

Setelah kejadian itu, Steve dan Lisa sudah tidak pernah berhubungan lagi,  saat bertemu di sekolah pun mereka sudah tidak pernah saling sapa lagi. Hingga beberapa waktu kemudian, Steve dekat dengan teman sekelasnya yang bernama Nani. Mereka sering berhubungan melalui sebuah pesan singkat, Nani merasa bahwa Steve orang yang sangat baik dan juga perhatian, dan ternyata Nani memiliki sebuah rasa yang indah kepada Steve, begitu pula dengan Steve. Tetapi perasaan mereka terbentur dengan perbedaan keyakinan di antara mereka dan keadaan Nani yang telah memiliki pacar. Hubungan itu pun ternyata juga diketahui oleh Lisa, Lisa turut senang dengan berita itu. Namun, hubungan Steve dengan Nani tidak bertahan lama dan tidak dapat dilanjutkan ke hubungan yang lebih serius.

Di samping itu, berbulan-bulan penantian Lisa terhadap teman Steve yang bernama Dio mulai terlihat sia-sia, Lisa putus asa dan memilih untuk bergonta-ganti pacar akibat rasa sakit hatinya terhadap orang-orang yang sudah menyakitinya. Namun Lisa sadar itu semua hanyalah percuma.
Di balik kekecewaan Lisa itu, ternyata... Steve tetap memperhatikan Lisa dari jarak jauh, dia selalu up to date tentang apa yang di lakukan Lisa, meskipun Steve tau Lisa tidak akan pernah menyadari akan apa yang dia lakukan untuk Lisa.
Saat Lisa ulang tahun pun, Steve menyempatkan datang ke rumah Lisa untuk menemani Dio mengantarkan kado, namun sayangnya Lisa tidak terlalu menganggap keberadaan Steve saat itu. Meskipun Steve sedih tapi dia berusaha untuk tidak menunjukkannya di depan Lisa.
Keesokan harinya Lisa mendapatkan berita yang sangat membuatnya sakit hati dan kecewa. Dia mendapatkan bahwa Dio, orang yang slama ini diharapkannya telah menjadi kekasih orang lain. Betapa kecewanya Lisa mengetahui hal itu, seakan semua yang telah ia lakukan untuk lelaki itu benar-benar sia-sia.

Di tengah kekecewaannya itu, Lisa mencoba bangkit, dia tidak mau merasa sedih terus-menerus. Dan memang, hanya Steve yang mampu memulihkan hati Lisa kembali. Steve yang setia menemani hari-hari sedih Lisa dengan tawa, senyum dan canda. Memang pada saat itu Lisa belum terlalu menyadarinya. Namun lama-kelamaan berkat kesabaran Steve yang setia menemani Lisa, yang tulus menyanyanginya dan menerima dia apa adanya, membuat Lisa sadar. Dia kembali berharap untuk dapat kembali menjadi kekasih Lisa yang seutuhnya. Suatu ketika Steve mengirimkan suatu pesan singkat untuk Lisa yang intinya Steve berharap kalau Lisa bisa menjadi kekasihnya lagi. Dan Lisa pun juga mengerti apa yang di maksud dan di inginkan oleh Steve darinya. Lisa membalas sms dari Steve dengan hati yang penuh dengan kepastian dan ketulusan kalau dia mau menjadi kekasihnya lagi. Sejak saat itu, Steve resmi menjadi kekasih Lisa lagi, tetapi tidak seperti waktu itu, Lisa yang sekarang sudah menyadari bahwa yang ia butuhkan dan lelaki yang selama ini ia cari ada dalam diri Steve. Lisa pun kini juga telah menyayangi Steve dengan sepenuh hati.







~ TAMAT ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar